Semakin
canggih zaman kini semakin banyak yang menjadi kebutuhan termasuk
kebutuhan digital. Seperti internet yang sudah menjadi seperti kebutuhan
utama, apapun yang dilakukan memerlukan internet, hingga apa pun
tentang pengguna pun dapat di telusuri lewat "jejak digital" yang
ditinggalkan di dunia maya , terrmasuk juga yang berkaitan dengan rekam
jejak keuangan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Tobias Berg, associate
professor Frankfurt School of Finance and Management, menyoroti hal ini
dengan menganalisis data lebih dari 270.000 transaksi. Data tersebut
dikumpulkan oleh sebuah outlet e-commerce Jerman sepanjang Oktober 2015
hingga Desember 2016.

E-commerce
yang bersangkutan menjual produk-poduk furniture secara kredit. Pembeli
bisa membawa pulang barang dan membayar di kemudian waktu. Data yang
dianalisis berisi berbagai macam informasi, termasuk jenis dan sistem
operasi perangkat yang dipakai pengguna ketika melakukan pembelian. Dari
sini diketahui bahwa ternyata para pengguna iPhone dan Android memiliki
kecenderungan berbeda dalam hal pembayaran kredit. Pengguna iPhone
ternyata lebih condong membayar kredit hingga lunas ketimbang pengguna
Android yang memiliki rasio gagal bayar (default rate) lebih tinggi.
Entah apakah ada hubungannya antara default rate tersebut dengan harga
perangkat Android yang kebanyakan memang lebih murah daripada iPhone.
Mungkinkah
itu berarti pemilik iPhone lebih stabil secara finansial? Banyak hal
menarik lain yang turut diungkap lewat studi tersebut. Misalnya, pembeli
yang melakukan transaksi dari ponsel memiliki kemungkinan gagal bayar
tiga kali lebih besar dibandingkan mereka yang memesan lewat komputer
desktop. Lalu, pelanggan yang datang ke situs e-commerce bersangkutan
melalui mesin komparasi harga memiliki kemungkinan gagal bayar dua kali
lebih tinggi dibandingkan pelanggan yang meng-klik iklan dari search
engine.